Pewarnaan gram merupakan
salah satu metode pengujian bakteri untuk menentukan apakah bakteri tersebut
termasuk ke dalam bakteri Gram positif atau gram negatif. Pewarnaan gram
pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bakteriologi berkebangsaan Denmark
yang bernama Chirstian Gram. Bakteri gram positif akan menghasilkan warna biru
atau ungu, hal ini disebabkan olehkompleks warna kristal violet-iodin.
Sedangkan bakteri Gran negatif berwarna merah atau merah muda yang disebabkan
oleh tidak mampu mempertahankan kompleks warna tersebut saat diberi larutan
etanol 95 % dan pewarna safranin dapat masuk sehingga berwarna merah (Volk dan Wheeler,
1993).
Langkah pewarnaan Gram
adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal yang
harus dilakukan pada pewarnaan gram yaitu mengambil isolat murni pada media TSA
dengan menggunakan jarum ose.
2. Selanjutnya bakteri
diletakkan pada preparat dan dilakukan pewarnaan, langkah ini dilakukan
sebanyak tiga kali sehingga pada preparat terdapat tiga kali pewarnaan dengan
sebelumnya preparat diberikan akuades.
3. Setelah kering
difiksasi agar bakteri pada preparat mati tetapi tidak merusak struktur sel
nya, kemudian ditetesi kristal ungu dan ditunggu satu menit. Pemberian kristal
ungu adalah sebagai pewarna primer. Setelah itu preparat dibilas untuk mencuci
kristal ungu.
4. Lalu diberi iodium
untuk memperkuat warna dan didiamkan kembali satu menit dan dibilas.
5. Kemudian diberi
alkohol 70% untuk melarutkan lemak dan dibilas dengan air untuk menghilangkan
sisa alkohol yang tidak terpakai.
6. Kemudian pemberian
safranin sebagai warna sekunder dan dibiarkan selama 30 menit dan dibilas
dengan air dan ditetesi minyak imersi untuk memperjelas indeks bias kemudian
diamati dengan mikroskop.
Perbedaan
hasil pewarnaan tersebut disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel dan
komposisi dinding sel dari kedua kelompok bakteri tersebut. Dinding sel bakteri
Gram positif memiliki peptidoglikan yang tebal sehingga mampu mempertahankan
warna kompleks tersebut. Sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif memiliki
kandungan lipid yang banyak sehingga ketika diberi larutan etanol 95% akan
larut sehingga warna ungu dari kristal violet menjadi luntur sehingga safranin
dapat mewarnai bakteri tersebut (Volk dan Wheeler, 1993).
Sumber: Volk, Wesley A. dan Wheeler, M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga :Jakarta.
No comments:
Post a Comment